Muhammadiyah
memasuki usianya yang ke-105 H/102 M dalam menjalankan dakwah amar ma’ruf nahi
munkar. Selama lebih dari seabad, Muhammadiyah telah membuktikan kesungguhannya
terhadap usaha memajukan bangsa. Banyak hal telah dilakukan Muhammadiyah
melalui amal usaha dan gerakan dakwahnya. Pemikiran dan gerakan Muhammadiyah
merupakan usaha sadar dan terencana menuju baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Contohnya, Muhammadiyah memiliki amal usaha di bidang pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Jumlahnya tak kurang dari 10.000 yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Inilah bentuk pengabdian Muhammadiyah kepada Indonesia dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan konstitusi.
Pun demikian dalam gerakan dakwahnya. Muhammadiyah tetap konsisten sebagai gerakan pembaruan sebagaimana identitas Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Muhammadiyah telah menyatakan dirinya sebagai gerakan tajdid (pembaruan). Kepribadian Muhammadiyah mengartikan tajdid sebagai usaha mengembalikan ajaran Islam yang asli dan murni. Pemurnian itu ditunjang oleh penggunaan akal sebagai usaha menjawab tantangan zaman.
Milad ke-102 (18 November 1912-18 November 2014) dengan tema, “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”, menjadi penanda bahwa Muhammadiyah tak akan pernah lelah, apalagi berhenti dalam usaha mencerahkan kehidupan umat, bangsa dan dunia berbasis kemanusiaan universal. Muhammadiyah akan tetap berdiri tegak menghadapi tantangan dan persoalan-persoalan kebangsaan. Di sisi lain, Muhammadiyah juga ingin mengajak kepada seluruh elemen bangsa agar turut serta dan bersungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik bagi kepentingan bangsa. Seruan itu pun tak lepas bagi pemimpin Republik. Muhammadiyah senantiasa konsisten menghimbau pemerintah agar mengemban amanat kepemimpinan dengan baik dan benar. Pasalnya tantangan kebangsaan kini semakin kompleks.
Permasalahan Kebangsaan
Krisis kemandirian ekonomi, kemiskinan, kerusakan sumber daya alam, konflik sosial, penegakkan supremasi hukum, dan politik, menjadi contoh dari sedikit masalah itu. Belum lagi masalah korupsi yang terus menggerogoti ketahanan bangsa. Masalah itu, menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonseia, lebih khusus bagi pemerintahan yang baru, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Jokowi-JK sejak masa kampanye terus menyuarakan Indonesia Hebat. Sebuah resep yang lebih mengedepankan suatu usaha untuk melakukan perubahan dan mengembalikan Indonesia sebagai negara dan bangsa yang besar. Indonesia Hebat juga bermakna menciptakan kemandirian bangsa, memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan, meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas, serta menciptakan pemerintahan yang bersih, jujur dan demokratis.
Guna mewujudkan hal tersebut, pemerintah tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus bersinergi dengan elemen bangsa yang lain. Setiap lembaga negara maupun pemerintah memiliki tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Termasuk peran Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Bahu-membahu menyelesaikan permasalahan kebangsaan.
Bersama Membangun Bangsa
Muhammadiyah memiliki visi yang sama dengan pemerintah untuk memajukan kehidupan bangsa. Muhammadiyah akan mendukung pemerintah sesuai kebutuhan secara proporsional. Artinya, jika pemerintah memiliki program kerja yang baik dan berorientasi pada kepentingan bangsa, maka Muhammadiyah tak segan-segan berada di garda depan untuk membantu pemerintah. Akan tetapi, apabila pemerintah menyimpang atau menyeleweng dari konstitusi, termasuk Undang-undang dan nilai agama, maka Muhammadiyah juga tak sungkan mengingatkan pemerintah agar segera berbenah diri.
Agenda kebangsaan Muhammadiyah dapat bersinergi dengan pemerintahan Jokowi-JK melalui pembenahan di berbagai sektor. Muhammadiyah berperan sebagai penyeimbang bagi pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintah dapat bekerja melalui jalur birokrasi yang ada, sedangkan Muhammadiyah lebih mengarah kepada pembinaan moral umat (bangsa).
Muhammadiyah telah berkomitmen akan selalu terang menyinari bumi pertiwi. Sebagaimana matahari dan bumi yang saling mengisi satu sama lain. Bumi ada lantaran mendapatkan sinar matahari, begitu pun keberadaan matahari adalah untuk memberi kehidupan bagi bumi.
Akhirnya, Milad Muhammadiyah ke-105 H/102 H merupakan sebuah momentum untuk menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, hal-hal yang tak kalah penting adalah membangun karakter bangsa dengan lebih mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaran, dan kemandirian, yang dibangun atas dasar kebenaran dan kebaikan. Selamat Milad Muhammadiyah.
Contohnya, Muhammadiyah memiliki amal usaha di bidang pendidikan dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Jumlahnya tak kurang dari 10.000 yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Inilah bentuk pengabdian Muhammadiyah kepada Indonesia dalam rangka turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana yang telah diamanatkan konstitusi.
Pun demikian dalam gerakan dakwahnya. Muhammadiyah tetap konsisten sebagai gerakan pembaruan sebagaimana identitas Islam sebagai agama rahmat bagi semesta alam (rahmatan lil ‘alamin). Muhammadiyah telah menyatakan dirinya sebagai gerakan tajdid (pembaruan). Kepribadian Muhammadiyah mengartikan tajdid sebagai usaha mengembalikan ajaran Islam yang asli dan murni. Pemurnian itu ditunjang oleh penggunaan akal sebagai usaha menjawab tantangan zaman.
Milad ke-102 (18 November 1912-18 November 2014) dengan tema, “Gerakan Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan”, menjadi penanda bahwa Muhammadiyah tak akan pernah lelah, apalagi berhenti dalam usaha mencerahkan kehidupan umat, bangsa dan dunia berbasis kemanusiaan universal. Muhammadiyah akan tetap berdiri tegak menghadapi tantangan dan persoalan-persoalan kebangsaan. Di sisi lain, Muhammadiyah juga ingin mengajak kepada seluruh elemen bangsa agar turut serta dan bersungguh-sungguh untuk memberikan yang terbaik bagi kepentingan bangsa. Seruan itu pun tak lepas bagi pemimpin Republik. Muhammadiyah senantiasa konsisten menghimbau pemerintah agar mengemban amanat kepemimpinan dengan baik dan benar. Pasalnya tantangan kebangsaan kini semakin kompleks.
Permasalahan Kebangsaan
Krisis kemandirian ekonomi, kemiskinan, kerusakan sumber daya alam, konflik sosial, penegakkan supremasi hukum, dan politik, menjadi contoh dari sedikit masalah itu. Belum lagi masalah korupsi yang terus menggerogoti ketahanan bangsa. Masalah itu, menjadi pekerjaan rumah bangsa Indonseia, lebih khusus bagi pemerintahan yang baru, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Jokowi-JK sejak masa kampanye terus menyuarakan Indonesia Hebat. Sebuah resep yang lebih mengedepankan suatu usaha untuk melakukan perubahan dan mengembalikan Indonesia sebagai negara dan bangsa yang besar. Indonesia Hebat juga bermakna menciptakan kemandirian bangsa, memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan, meningkatkan kualitas hidup dan produktifitas, serta menciptakan pemerintahan yang bersih, jujur dan demokratis.
Guna mewujudkan hal tersebut, pemerintah tidak dapat berdiri sendiri. Ia harus bersinergi dengan elemen bangsa yang lain. Setiap lembaga negara maupun pemerintah memiliki tanggung jawab yang sama untuk mewujudkan cita-cita luhur bangsa Indonesia. Termasuk peran Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi masyarakat terbesar di Indonesia. Bahu-membahu menyelesaikan permasalahan kebangsaan.
Bersama Membangun Bangsa
Muhammadiyah memiliki visi yang sama dengan pemerintah untuk memajukan kehidupan bangsa. Muhammadiyah akan mendukung pemerintah sesuai kebutuhan secara proporsional. Artinya, jika pemerintah memiliki program kerja yang baik dan berorientasi pada kepentingan bangsa, maka Muhammadiyah tak segan-segan berada di garda depan untuk membantu pemerintah. Akan tetapi, apabila pemerintah menyimpang atau menyeleweng dari konstitusi, termasuk Undang-undang dan nilai agama, maka Muhammadiyah juga tak sungkan mengingatkan pemerintah agar segera berbenah diri.
Agenda kebangsaan Muhammadiyah dapat bersinergi dengan pemerintahan Jokowi-JK melalui pembenahan di berbagai sektor. Muhammadiyah berperan sebagai penyeimbang bagi pemerintahan Jokowi-JK. Pemerintah dapat bekerja melalui jalur birokrasi yang ada, sedangkan Muhammadiyah lebih mengarah kepada pembinaan moral umat (bangsa).
Muhammadiyah telah berkomitmen akan selalu terang menyinari bumi pertiwi. Sebagaimana matahari dan bumi yang saling mengisi satu sama lain. Bumi ada lantaran mendapatkan sinar matahari, begitu pun keberadaan matahari adalah untuk memberi kehidupan bagi bumi.
Akhirnya, Milad Muhammadiyah ke-105 H/102 H merupakan sebuah momentum untuk menyampaikan ajakan dan komitmen moral bahwa dalam membangun bangsa, hal-hal yang tak kalah penting adalah membangun karakter bangsa dengan lebih mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keadilan, kedamaian, keterpercayaan, persaudaran, dan kemandirian, yang dibangun atas dasar kebenaran dan kebaikan. Selamat Milad Muhammadiyah.
Muhammad Hamam Alfajari
Penulis adalah Sekretaris Bidang Keilmuan PC IMM Kab. Sleman 2014
0 komentar:
Posting Komentar